Senin, 03 Oktober 2011

Pemprov DKI Akan Tambah Hutan Kota Jakarta

 
Agung Kuncahya B. / Jurnal Nasional
Jurnas.com | KEPALA Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Catharina Suryowati, mengatakan saat ini kondisi hutan kota yang dikelola oleh Sekretariat Negara dan Pemprov Jakarta dalam kondisi yang sangat baik. Rencananya, pemprov DKI akan menambah kelompok hutan kota lainnya di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

“Nantinya kami akan menambahkan hutan kota di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Di wilayah Jakarta Barat dan Utara, idealnya memang juga harus ditambah sehingga hutan kota sebagai penyangga kehidupan tercapai," kata Catharina seperti yang dilansir dari situs resmi Dinas Pertamanan dan Pemakaman Pemprov DKI Jakarta.

Terkait target luas RTH sebesar 30 persen, pemprov DKI optimis bisa tercapai. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain penambahan hutan kota, taman kota, taman interaktif, taman makam, penambahan taman privat, optimalisasi bangunan. Selain itu, pengadaan RTH publik akan mengandeng RTH privat untuk ikut aktif dalam upaya penambahan RTH.

"Usaha penggabungan RTH itu akan diformalkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010-2030. Karena luas RTH sampai 30 persen merupakan kewajiban Pemerintah Daerah yang diamanatkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sehingga ada landasan hukumnya,"ujarnya.

Meski demikian, ada sejumlah kendala yang dihadapi kota-kota besar dalam upaya mewujudkan penambahan RTH. Antara lain, belum jelasnya okupasi RTH tanpa izin, kendala dalam pembebasan lahan, kelembagaan yang belum terlalu kuat, dan membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah daerah serta rendahnya partisipasi masyarakat.

Nirwono Yoga, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, mengatakan peranan penting hutan kota lebih dari sekedar paru-paru kota. Untuk itu penting bagi semua stakeholder perkotaan bekerja sama membangun RTH. Dan berdasarkan pengamatannya, sejumlah hutan kota di Jakarta ada yang terpelihara baik karena menggandeng swasta, seperti Hutan Kota Srengseng, Hutan Kota Manggala Wanabakti, dan Hutan Kota Tebet.

Gubernur resmikan Festival Budaya Betawi di Hutan Kota Srengseng

JAKARTA BARAT : Gubernur DKI Jakarta, H. Fauzi Bowo menlai Walikota Jakarta Barat konsisten menyelenggarakan Festival Budaya Betawi sehingga kebudayaan Betawi menjadi salah satu kebanggaan orang Jakarta. “ Melalui kegiatan ini menunjukkan bahwa Walikota Jakarta Barat telah konsisten, karena tiap tahun menyelenggarakan Festival Budaya Betawi, “ kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ketika membuka kegiatan yang berlangsung di kawasan Hutan Kota Srengseng (HKS) , Sabtu (26/6).

Gubernur mengatakan budaya Betawi pantas mendapat perhatian yang lebih besar dari seluruh warga Jakarta termasuk jajaran pemerintahan. Kebudayaan Betawi asal muasalnya dari tanah Betawi, yang kemudian menjadi kebanggaan orang Jakarta.
Gubernur mengakui hingga saat ini masih sedikit yang dikenal dari kebudayaan Betawi, apalagi yang tertulis secara formal maupun ilmiah. “Saya berharap Festival Budaya Betawi diselenggarakan di seluruh wilayah kota di DKI Jakarta,” ujarnya.
Festival di lokasi HKS yang luasnya sekitar 15 hektar itu diselenggarakan atas kerjasama intansi di lingkungan Pemkot Jakarta Barat antara lain Sudin Kebudayaan, Kominfomas, Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (Sudin KUMKMP).
Meski sempat turun hujan beberapa saat namun kegiatan itu berlangsung marak. Ribuan warga dari berbagai tempat datang ke lokasi yang dipadati berbagai hiburan kesenian termasuk memancing ikan di danau buatan dilokasi itu. Berbagai aneka makanan dan minuman khas Betawi serta produk unggulan Jakarta Barat lainnya mengisi tenda dan stand di kawasan itu.
Kegiatan resmi dalam festival yang diselenggarakan oleh Pemkot Jakarta Barat setiap tahun dalam rangka memeriahkan HUT Kota Jakarta ke : 483 itu diawali dengan upacara penyambutan tamu adat Betawi dengan adu pantun dan silat Cingkrik.
Dari gerbang masuk kawasan HKS itu Gubernur beserta isteri dan sejumlah pejabat Pemprov DKI yang menyertai Gubernur disambut oleh Walikota Jakarta Barat, H.Mas Djoko Ramadhan beserta isteri dan para pejabat Pemkot Jakarta Barat antara lain Sekko Jakarta Barat, H. Firdaus Mansur. Dengan iringan Ondel-Ondel, tarian dan tajidor Gubenur beserta rombongan menuju ke lokasi tempat acara peresmian. Disana ada panggung dengan latar belakang dekorasi rumah ala Betawi . Gubernur memberikan sambutan dan beduk pun ditabuh oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo didampingi Walikota Jakarta Barat sebagai tanda gelar Festival Budaya Betawi itu dimulai.
Gubernur mengatakan penyelenggaraan di Srengseng Jakarta Barat ini membuka kita semua lebih serius lagi mendalami ihwal kebudayaan Betawi. “Kalau kita kemana-mana, kebudayaan Betawi yang dikenal paling-paling Lenong, Gambang Kromong atau Kasidah. Padahal menurut ikhtisar kebudayaan Betawi sangat luas, ada 71 jenis seni budaya Betawi yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat Betawi,” ujarnya. “Oleh karena itu, saya mengundang banyak pihak untuk mendalami kebudayaan Betawi yang pada akhirnya untuk melestarikannya.” tambahnya.
Menurut Gubernur, keragaman etnis dari daerah mana pun yang ada di Jakarta merupakan kekayaan masyarakat dan Pemprov DKI Jakata. “Ini berkah buat kita semua, dan kekayaan untuk Ibukota Jakarta serta buat anak Betawi.
Gubernur mengajak mengajak semua komponen untuk bersama-sama membangun Jakarta.“Kita bangun Jakarta sebagai Kota Jasa karena memang satu-satunya pilihan. Di Jakarta mencari lahan untuk pertanian tidak ada lagi, Kebon Jeruk nggak ada jeruknya, Kebon Kacang nggak ada kacangnya, kebon sirih nggak ada sirihnya dan kebon kosong yang banyak orang melulu. Oleh karenanya mari kita bangun Jakarta sebagai Kota Jasa yang ramah lingkungan,” ujarnya..
Sementara itu Walikota H M Djoko Ramadhan, mengatakan Festival Kebudayaan Betawi merupakan kegiatan dalam rangka HUT Kota Jakarta ke 483. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan Pemkot Jakarta Barat ini merupakan program pengelolaan kekayaan budaya yang menjadi khas dan sangat heterogen. “Tujuannya antara lain memberikan kesempatan tampil kepada para seniman atau budayawan Betawi guna mengekpresikan kemampuannya dan sebagai upaya untuk melestarikan serta mengembangkan seniman dan sanggar-sanggar organisasi kesenian Betawi,” ujarnya.
Ada pementasan yang menarik dalam penyelenggaraan Festival Budaya Betawi kali ini, yakni Rampak Beduk sebanyak 8 beduk yang ditabuh para penari Betawi wanita. Selain itu dipentaskan pula kesenian lainnya seperti Tanjidor, Marawis, Qasidah, Tari Betawi, Gambang Kromong, Lenong, Band Betawi dan Samrah.
Susai acara pembukaan Gubernur didampingi Walikota dan pejabat lain meninjau stan-stan unit kerja di lingkungan Pemkot Jakarta Barat , seperti pameran foto kegiatan Pemkot Jakarta Barat di salah satu stand Suku Dinas Kominfo dan Kehumasan Jakarta Barat . Gubernur menuliskan pesan dan kesannya di stand ini “Saya do’akan semoga Jakarta Barat terus maju dan masyarakatnya semakin sejahtera”, ttd Fauzi 2010.
Gubernur juga sempat mengaduk masakan dodol masakan khas Betawi yang sedang diproses di salah satu stand. Stand lainnya yang disambangi adalah 8 stand PKK Kecamatan dan stand insansi-instansi Suku Dinas di Pemkot Jakarta Barat yang menampilkan berbagai masakan khas Betawi dan produk unggulan Jakarta Barat seperti Dodol, Bir Pletok, dan aneka suvenir hasil kerajinan kader PKK. Pada acara festival itu juga diselenggarakan lomba masakan Betawi .
juga menyemarakan even tahunan ini. Kegiatan Festival Budaya Betawi diselenggarakan atas kerjasama unit-unit terkait di lingkungan Pemkot Jakbar, antara lain Sudin Kebudayaan, Kominfomas, Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (Sudin KUMKMP).
Yang tak kalah menariknya dalam acara itu yakni lomba memancing ikan yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat. Lomba tersebut selalu diselenggarakan dalam rangkaian Festival Budaya Betawi setahun sekali itu.
Danau buatan di lokasi HKS itu sengaja dibangun selain untuk mempercantik kawasan dan menarik pengnjung juga dipergunakan untuk penampungan air mengantisipasi terjadinya banjir yang sering terjadi terutama pada musim hujan dari permukiman penduduk sekitarnya.
Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Kusdiana, mengakui ikan yang ditebar di danau itu 5 kwintal berkurang dibandingkan tahun lalu dalam penyelenggaraan yang sama sekitar 2 ton. “Peserta yang mendaftar sekitar 500 orang, tetapi yang ikut serta memancing sekitar 2000 an orang, memenuhi disekeliling tepian danau buatan itu,”kata Kusdiana.(nms)

Minggu, 02 Oktober 2011

Hutan Kota DKI Jakarta Akan Bertambah 6 Ha

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 akan menambah hutan kota di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, masing-masing 3 hektare dengan total anggaran sebesar Rp32 miliar, untuk memperluas hutan kota yang ada sekarang 605 hektare tersebar di lima wilayah kota.



Dinas Kelautan dan Pertanian (DKP) DKI Jakarta saat ini telah menganggarkan pembebasan lahan, pembangunan, dan penanaman pohon untuk dua hutan kota tersebut, masing-masing ada di Kelurahan Munjul Jakarta Timur dan Marunda Jakarta Utara.

Jadi luas keseluruhan keseluruhan hutan kota di DKI Jakarta akan bertambah enam hektare,” kata Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kelautan dan Pertanian (DKP) DKI Jakarta Desman Sitorus di Jakarta, Senin (14/12).

Sebenarnya, pembebasan lahan di Kelurahan Munjul akan dilakukan pada tahun 2009 ini, namun karena anggarannya digunakan untuk pembebasan lahan hutan kota Pondok Labu, Jakarta Selatan, maka diputuskan pembebasan lahan di Munjul ditunda hingga tahun 2010.

Lahan di Kelurahan Munjul seluas 3 hektare atau sekitar 28.000 meter persegi adalah milik enam orang, dan semua bidang tanah tersebut sudah memiliki sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“Lahan ini akan dijadikan hutan kota tanaman langka. Jadi bagi warga yang ingin melihat tanaman-tanaman langka di dunia, bisa datang ke hutan kota ini,” katanya.

Sedangkan pembebasan lahan 3 hektare di Marunda masih menunggu persetujuan APBD DKI 2010 oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Ia berharap pembebasan dua lahan itu bisa diselesaikan secepatnya sehingga penanaman pohon-pohon bisa dirampungkan pada akhir tahun 2010.

Hutan kota yang berada di bawah koordinasi DKP DKI Jakarta saat ini ada 14 hutan kota dengan total luas 605 hektare yang keberadaannya tersebar di lima wilayah DKI Jakarta.

Diantaranya Hutan Kota Halim Perdanakusuma, Cibubur, Pondok Kelapa dan Cijantung (Jakarta Timur), hutan kota Srengseng di Jakarta Barat, hutan Universitas Indonesia di Jakarta Selatan, dan Danau Sunter di Jakarta Utara.

Selama tahun 2009, penanaman pohon di 14 hutan kota lebih banyak dibantu pihak swasta melalui program one man one tree. Hal itu dilakukan karena anggaran penanaman pohon dalam APBD 2009 minim yaitu hanya Rp 100 juta. Anggaran ini termasuk untuk penanaman pohon di sepanjang pinggir tanggul Kanal Banjir Timur (KBT).